Jumat, 27 April 2018

Cara-Cara Motivasi

PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang
Motivasi yaitu suatu dorongan terhadap diri kita biar kita melaksanakan sesuatu hal. Dorongan yang kita sanggup itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal biar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan sanggup berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya “baik”.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi yang akan menjadi topik utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.

2.     Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud motivasi....?
b.      Bagaimana pola macam-macam motivasi.....?
c.       Bagaimana indikator motivasi......?
d.      Bagaimana pengukuran motivasi......?

3.     Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui pengertian motivasi
b.      Untuk mengetahui macam-macam motivasi dan sanggup membedakan motivasi



PEMBAHASAN

1.     Konsep Motivasi

a.       Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang menghipnotis motif disebut motivasi.
          Kaprikornus motivasi yaitu keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong sikap kearah tujuan. Sedang berdasarkan Plotnik, motivasi mengacu pada banyak sekali faktor fisiologi dan psikologi yang mengakibatkan seseorang melaksanakan kegiatan dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
          Motivasi yaitu suatu kondisi yang mengakibatkan atau menjadikan sikap tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laris tersebut.
          Motivasi yaitu suatu proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketentuan individual dalam perjuangan untuk mencapai suatu tujuan. Dimana intensitas yaitu seberapa kerasnya seseoang berusaha, sedangkan ketentuan adalahukuran seseorang senerapa usang seseorang sanggup mempertahankan usahanya.
Motivasi sanggup diartikan sebagai kekuatan (energi) penggagas seseorang yang sanggup menjadikan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

b.      Macam-macam Motivasi
Dalam membahas macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.

i)         Motivasi Intrinsik
Motivasi yang berasal dari dalam diri yaitu yang didorong oleh faktor kepuasan dan ingin tahu .Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.yang kemudian disebut juga dengan motivasi intrinsik.
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, sebab dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, sanggup disimpulkan, motivasi intrinsik yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan di dalam diri setiap individu. Ia terdiri daripada dorongan dan minat individu untuk me-lakukan suatu kegiatan tanpa mengharap ataupun meminta ganjaran. Sebagaimana yang sudah dibicarakan, Bruner (1966) mengaitkan motivasi intrinsik ini dengan naluri ingin tahu dan dorongan mencapai fasilitas berguru bagi murid yang gres masuk sekolah. Bagaimanapun, bukan semua motivasi intrinsik diwujudkan secara nyata, akan tetapi ada juga motivasi intrinsik yang dibuat melalui pembelajaran dan pengalaman yang membawa kepuasan. Contohnya, kebisaaan membaca buku dongeng dan bermain alat musik merupakan gerakan motivasi intrinsik yang dibuat berdasarkan pembelajaran dan pengalamannya.

Harter (1981) mengenal niscaya lima dimensi kecenderungan motivasi intrinsik dalam bidang pembelajaran. Dimensi-dimensi ini yaitu insentif bekerja untuk memuaskan minat dan sifat ingin tahu, percobaan untuk mencapai penguasaan yang bebas, evaluasi yang bebas berkenaan dengan apa yang hendak dilakukan di dalam kelas dan semangat untuk sanggup meraih keberhasilan.
Pelajar yang lebih cenderung ke arah motivasi intrinsik menyukai pekerjaan yang menantang. Mereka mempunyai insentif yang lebih untuk berguru memanfaatkan kepuasan diri sendiri daripada mengambil hati guru untuk mendapatkan nilai yang baik. Mereka lebih suka mencoba mengatasi problem dengan sendirinya daripada bergantung pada pinjaman ataupun bimbingan guru. Mereka juga menerapkan suatu sistem penguasaan sasaran dan taraf pencapaian yang memperbolehkan mereka menciptakan evaluasi yang bebas berkenaan dengan keberhasilan ataupun kegagalan mereka di dalam kelas tanpa bergantung pada guru untuk mendapatkan hasil ataupun penilaian.

ii)       Motivasi Ekstrinsik
motivasi yang berasal dari luar yaitu perangsang ataupun stimulus dari luar (sebagai contohnya ialah nilai, hadiah serta bentuk-bentuk penghargaan lainnya) yaitu ‘motivasi ekstrinsik’. Jenis motivasi ini timbul sebagai akhir imbas dari luar individu, apakah sebab adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melaksanakan sesuatu atau belajar.
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya sebab adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno beropini bahwa motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul akhir imbas dari luar individu, apakah sebab ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melaksanakan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, sanggup disimpulkan, motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul dan berfungsi sebab adanya imbas dari luar.

Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk melaksanakan suatu aktivitas.

c.       Aspek motivasi
Tiga aspek motivasi berdasarkan Walgito, yaitu:
1.      Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organisme
yang timbul sebab kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikiri dan ingatan).
2.      Perilaku yang timbul dan terarah sebab keadaan tersebut.
3.      Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh sikap tersebut.

d.      Ciri-ciri motivasi
berdasarkan Plotnikciri-ciri motivsi, yaitu sebagai berikut:
1.    Anda terdorong berbuat atau melaksanakan suatu kegiatan.
2.    Anda pribadi mengarahkan energi anda, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3.    Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda perihal pencapaian tujuan itu.

e.       Fungsi Motivsi
Dalam kegiatan berguru sangat dibutuhkan adanya motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Kaprikornus motivasi akan senantiasa memilih intensitas perjuangan bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman A.M. mengemukakan tiga fungsi motivasi sebagai berikut :
1) Mendorong insan untuk berbuat
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni memilih perbuatan-perbutan apa yang harus dikerjakan yang harmonis guna mencapai tujuan.
Disampingitu, ada juga fungsi-fungsi lain menyerupai mendorong perjuangan dan pencapaian prestasi. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat memilih tingkat pencapaian prestasi belajar.

f.       Bentuk-bentuk Motivasi
Penerapan kiprah sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan motivasi berguru siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggagas untuk bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan yaitu :
1.      Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2.       Hadiah
Hadiah juga sanggup dikatakan sebagai motivasi.
3.       Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis sanggup juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong berguru siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok sanggup meningkatkan motivasi berguru sisiwa.
4.       Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa biar mencicipi pentingnya kiprah dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, yaitu salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5.       Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menuntaskan kiprah dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini yaitu bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
6.       Hukuman
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.


g.      Teori-teori Motivasi
1.        Teori Insentif
Yaitu teori yang menyampaikan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan sebab ada insentif yang akan beliau dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada hingga sore sebab Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih ulet lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah legalisasi dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
1.      Dorongan Bilogis
Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya problem secual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, badan kita akan bereaksi. Sebagai contoh, ketika kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi ketika melihat segelas sirup hambar kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar ketika mencipum anyir kuliner favorit Anda. Bisa dikatakan ini yaitu dorongan fitrah atau bawaan kita semenjak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
2.      Teori Hirarki Kebutuhan
Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan legalisasi sosial, kebutuhan penghargaan, hingga kebutuhan akan aktualisasi diri.
3.      Takut Kehilangan vs Kepuasan
Teori ini menyampaikan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan yaitu adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja sebab takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang ulet bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih berpengaruh dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
4.      Kejelasan Tujuan
Teori ini menyampaikan bahwa kita akan bergerak jikalau kita mempunyai tujuan yang terperinci dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan mempunyai motivasi yang tinggi jikalau beliau mempunyai tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)

2.  Indikator Motivasi
Dalam menilai motivasi pada siswa dibutuhkan aspek-aspek yang terukur. Menurut Keke T. Aritonang (2008: 14), motivasi berguru siswa mencakup beberapa dimensi yang sanggup dijadikan indikator.
Ketekunan dalam berguru (subvariabel)
1)      Kehadiran di sekolah (indikator)
2)      Mengikuti PBM di kelas (indikator)
3)      Belajar di rumah (indikator)
Ulet dalam menghadapi kesulitan (subvariabel)
1)      Sikap terhadap kesulitan (indikator)
2)      Usaha mengatasi kesulitan (indikator)
Minat dan ketajaman perhatian dalam berguru (subvariabel)
1)      Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran (indikator)
2)      Semangat dalam mengikuti PBM (indikator)
Berprestasi dalam berguru (sub variabel)
1)      Keinginan untuk berprestasi (indikator)
2)      Kualifikasi hasil (indikator)
Mandiri dalam berguru (sub variabel)
1)      Penyelesaian tugas/PR (indikator)
2)      Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran (indikator)

Abin Syamsuddin Makmun ( 2003: 40) mengemukakan  bahwa untuk memahami motivasi sanggup dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
1)   Durasi kegiatan.
2)   Frekuensi kegiatan.
3)   Presistensi pada kegiatan.
4)   Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan.
5)   Devonasi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.
6)   Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
7)   Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan.
8)   Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Menurut Martin Handoko (1992: 59) untuk mengetahui kekuatan motivasi berguru siswa sanggup dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
1)      Kuatnya kemauan untuk berbuat.
2)      Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar.
3)      Kerelaan meninggalkan kewajiban/tugas yang lain.
4)      Ketekunan dalam mengerjakan tugas.

Sejalan dengan pendapat diatas, berdasarkan Sardiman (2009: 81) indikator motivasi berguru sebagai berikut:
1)      Tekun menghadapi tugas.
2)      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3)      Menunjukkan minat terhadap majemuk problem orang dewasa.
4)      Lebih bahagia bekerja mandiri.
5)      Dapat mempertahankan pendapatnya.

                     
                        Berdasarkan indikator-indikator di atas sanggup disimpulkan bahwa motivasi berguru yang akan diungkap yaitu:
1)      Kuatnya kemauan untuk berbuat.
2)      Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar.
3)      Kerelaan meninggalkan kewajiban/tugas yang lain.
4)      Ketekunan dalam mengerjakan tugas.
5)      Dapat mempertahankan pendapatnya.
6)      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
7)      Lebih bahagia bekerja mandiri.
8)      Menunjukkan minat terhadap majemuk problem orang dewasa.

3.       Pengukuran Motivasi

a.       Pengukuran Motivasi Kerja
            Pengukuran motivasi belajar, sanggup dilakukan dengan menciptakan sebuah instrumen pengukur yang mempunyai rentangan. Rentangan tersebut kemudian diberi nilai secara kontinum dari yang tertinggi hingga yang terendah, berbentuk isyarat yaitu secara berturut-turut kode, misalnya:

1) SS (Sangat Setuju) dengan nilai 5,
2) isyarat S (Setuju) dengan nilai 4,
3) isyarat R (Ragu-ragu) dengan nilai 3,
4) Kode TS (Tidak Setuju) dengan nilai 2,
5) Kode STS (Sangat Tidak Setuju) dengan nilai 1.
                                    Model-model pengukuran motivasi kerja telah banyak dikembangkan, diantaranya oleh McClelland (Mangkunegara, 2005:68) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu :
1.       Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi,
2.       Berani mengambil dan memikul resiko,
3.       Memiliki tujuan realistik,
4.       Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan,
5.       Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan, dan
6.       Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Edward Murray (Mangkunegara, 2005:68-67) beropini bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi yaitu sebagai berikut :
1.       Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya,
2.       Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan,
3.       Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan perjuangan dan keterampilan,
4.       Berkeinginan menjadi orang populer dan menguasai bidang tertentu,
5.       Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan,
6.       Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti,
7.       Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain.
 Sebuah tindakan sanggup dikatakan sebagai mempunyai motivasi tinggi, jikalau sikap itu memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Individu memperlihatkan balasan yang menggejolak dengan bentuk-bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi.
2. Kekuatan dan efisiensi sikap mempunyai kekerabatan yang bervariasi dengan kekuatan determinan.
3. Motivasi mengarah sikap pada tujuan tertentu.
4. imbas positif mengakibatkan suatu sikap tertentu cenderung untuk diulang-ulang.
5. Kekuatan sikap akan melemah, bila akhir dari perbuatan itu bersifat tidak mengenakkan.


PENUTUP

Kesimpulan
Makalah yang telah disusun dengan sebaik mungkin ini diharapkan sanggup membantu para pembaca khususnya mahasiswa dalam pembahasan perihal teori dan konsep motivasi dalam hal ini motivasi berprestasi, selain itu makalah ini diharapkan sanggup memperlihatkan perbandingan pendangan dengan apa yang telah diperoleh dilingkungan pendidikan.
Pengumpulan data dengan teliti dan valid yaitu pedoman yang dipegang dalam pembuatan makalah ini, dengan demikian pekerjaan sanggup diselesaikan dengan baik akan mendapat hasil yang sempurna. Saya  mengharapkan semua data dan pengetahuan yang didapat dari sumber-sumber yang sah dimana saya  mancari data  dapat  bermanfaat dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA


Jaali, Haji. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Riduwan.(2008). Belajar Praktis Penelitian. Bandung: ALFABETA
Suparno, A. Suhaenah. (2000). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Dikti Depdiknas
Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon