Kamis, 03 Mei 2018

Sakit Herpes

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Penyakit menular hingga ketika ini masih merupakan persoalan kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Insidens maupun prevalensi yang sesungguhnya di banyak sekali negara tidak diketahui dengan pasti. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 1999 di seluruh dunia terdapat sekitar 340 juta masalah gres penyakit menular yang salah satunya ialah penyakit herpes. Penyakit herpes ini disebabkan oleh virus Herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan tipe 2. Penyakit herpes ialah penyakit yang sangat umum. Di Amerika Serikat kurang lebih 20 persen orang di atas usia 12 tahun terinfeksi virus herpes simpleks, dan diperkirakan ada satu juta jerawat gres setiap tahun. Angka prevalensi jerawat HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasa warsa terakhir. Sekitar 80 persen orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di Amerika Serikat kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV berpotensi menimbulkan tamat hayat pada bayi yang terinfeksi. HSV paling mungkin kambuh pada orang dengan sistem kekebalan badan yang lemah. Ini termasuk orang dengan HIV, dan siapapun berusia di atas 50 tahun. Beberapa ilmuwan juga beropini bahwa penyakit lebih mungkin kambuh pada orang yang sangat lelah atau mengalami banyak stres.
HSV tidak termasuk jerawat yang mendefinisikan AIDS. Namun orang yang terinfeksi dengan HIV dan HSV bersamaan biasanya mengalami jangkitan herpes kambuh lebih sering. Jangkitan lebih parah dan bertahan lebih usang dibanding dengan orang HIV-negatif.
Di Indonesia, hingga dengan ketika ini belum diketahui yang terinfeksi oleh virus herpes. Akan tetapi, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPMPL) Departemen Kesehatan pada beberapa kelompok sikap risiko tinggi, tampak bahwa banyak masyarakat kita yang terinfeksi oleh HIV. Hal ini akan menjadi penyebab terjangkitnya penyakit herpes, disamping itu dengan kemajuan sistem transportasi pada ketika ini, tidak menutup kemungkinan virus herpes sanggup mewabah di Indonesia. Untuk itu, diharapkan perjuangan pencegahan yang sanggup diterapkan untuk mencegah masuknya virus Herpes di Indonesia mengingat virus ini sangat gampang menular dan pengobatan yang dilakukan kepada masyarakat kita jikalau sudah terinfeksi oleh virus Herpes.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini ialah bagaimana prosedur terjadinya herpes?, bagaimana upaya pencegahannya?, dan bagaimana upaya pengobatannya?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui prosedur terjadinya herpes, upaya pencegahan, dan upaya pengobatan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini ialah menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit herpes, mulai dari prosedur terjadinya herpes, upaya pencegahan,dan upaya pengobatan, Sehingga dengan mengetahui lebih jauh wacana penyakit herpes, kita sanggup terhindar dari penyakit herpes itu sendiri.




PEMBAHASAN


2.1. Tinjauan Singkat Tentang Herpes
Penyakit herpes disebabkan oleh virus yaitu Herpes simplek tipe 1 (HSV-1) atau Herpes simplek tipe 2 (HSV-2). Kedua Herpes ini mempunyai inti DNA ganda yang dikelilingi oleh lapisan protein yang mengatakan simetri ikosahedral dan mempunyai 162 kapsomer. Nukloeokapsida dikelilingi oleh  suatu selubung yang dihasilkan oleh membran inti dari sel yang terinfeksi dan mengandung glikoprotein virus berbentuk paku dengan panjang kurang lebih 8 nm. Struktur yang tidak terbentuk kadang kala asimetri diantara kapsid dan selubung membentuk tegument. Bentuk selubung berukuran 120 nm hingga dengan 200 nm. Virus ini mempunyai sifat-sifat yang penting diringkas sebagai berikut.

Virion   : Bulat, berdiameter 120-200nm
Genom : DNA untai ganda, linear
Protein : Lebih dari 35 protein dalam prion
Ciri-ciri yang menonjol : HSV-1 menyebar melalui kontak, biasanya melibatkan air liur yang terinfeksi, sedangkan HSV-2 ditularkan secara secual atau dari jerawat kelamin ibu ke anaknya yang gres lahir



Gambar 1. Struktur Virus Herves Simpleks (HSV)
 
Akibat yang ditimbulkan dari penyakit herpes ini ialah berupa luka pada kulit yang terkena virus, disertai dengan rasa nyeri serta panas, kemudian diikuti dengan lepuhan menyerupai luka bakar. Lepuhan-lepuhan kulit yang menjadi ciri khas herpes akan mengelupas dengan atau tanpa pengobatan. Terkadang penderita tetap merasa nyeri dan panas meskipun lepuhan-lepuhan itu sudah kering dan mengelupas. Hal itu disebabkan lantaran virus herpes menyerang cuilan saraf.
Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai berkembangbiak, seringkali menimbulkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan jerawat sebelumnya. Virus juga sanggup ditemukan di dalam kulit tanpa menimbulkan lepuhan yang nyata, dalam keadaan ini virus merupakan sumber jerawat bagi orang lain. Timbulnya erupsi sanggup dipicu oleh pemaparan cahaya, demam, stres fisik atau emosional, pementingan system kekebalan, dan obat-obatan atau masakan tertentu.
Pada beberapa kasus, herpes genital biasanya tidak tidak menunjukka tanda-tanda sehingga penderita tidak mengetahui bahwa ia menghidap herpes. Gejala awal dari herpes genital, antara lain:
•  Rasa gatal dan terbakar di kawasan genital atau anal
•  Rasa sakit sekitar kaki, pantat atau kawasan genital
•  Keluarnya cairan dari v@gin@
•  Adanya perasaan menyerupai tertekan di kawasan perut
Herpes kambuh ditandai dengan adanya kesemutan, rasa tidak nyaman, yang dirasakan beberapa jam hingga 2-3 hari sebelum timbulnya lepuhan. Lepuhan yang dikelilingi oleh kawasan kemerahan sanggup muncul dimana saja pada kulit atau selaput lender, tetapi lebih sering ditemukan di dalam dan disekitar mulut, bibir, dan alat kelamin. Lepuhan (yang biasanya terasa nyeri) cenderung membentuk kelompok yang bergabung satu sama lain membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar.

2.2. Mekanisme Terjadinya Herpes
Herpes sanggup terjadi melalui kontak kulit dengan penderita. Jika seseorang  mempunyai herpes di mulutnya kemudian ia mencium orang lain, maka orang itu sanggup terkena herpes pula. Jika ia melaksanakan oral sec, maka herpes tersebut sanggup menular ke kelamin walaupun kemungkinan menularnya lebih kecil dibandingkan jikalau terjadi kontak antar kelamin (hubungan secual). Virus herpes mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada yang menyukai kawasan verbal dan ada pula yang menyukai cuilan kelamin.

Gambar 2. Organ Tubuh yang Terkena Penyakit Herpes

Cara-cara jerawat yang dilakukan HSV ada 2 yaitu jerawat primer dan jerawat laten.
a)  Infeksi primer
HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus yang dikeluarkan oleh seseorang. Untuk menimbulikan infeksi, virus harus menembus permukaan mukosa atau kulit yang terluka (kulit yang tidak terluka bersifat resisten). Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada orofaring, virus menyebar melalui saluran pernapasan atau melalui kontak pribadi dengan air liur yang terinfekisi. HSV-2 biasanya ditularkan secara secual. Perkembangbiakan virus terjadi pertama kali di tempat infeksi. Virus kemudian memasuki ujung saraf setempat dan dibawa melalui ajaran akson ke ganglion dorsalis, tempat terjadinya perkembangbiakan selanjutnya, dan bersifat laten.
Infeksi HSV primer biasanya ringan, pada kenyataannya, sebagian besar bersifat asimtomatik. Jarang terjadi penyakit sistemik. Penyebaran ke organ-organ lain sanggup terjadi jikalau system imun inang terganggu, dan hal ini tidak sanggup menahan perkembangbiakan inang.
b)  Infeksi laten
Virus terdapat pada ganglia yang terinfeksi secara laten dalam stadium non replikasi, hanya sedikit gen virus terekspresikan. Virus menetap pada ganglia yang terinfeksi secara laten hingga tamat hidup inang. Tidak sanggup ditemukan virus ditempat kekambuhan atau didekat tempat biasanya lesi kambuh. Perangsangan yang provokatif sanggup mengaktifkan kembali virus dari stadium laten, virus kemudian mengikuti jalannya akson kembali ke perifer, dan melaksanakan perkembangbiakan di kulit atau selaput mukosa. Terjadi pengaktifan kembali secara impulsif walaupun terdapat imunitas seluler dan humoral yang spesifik pada inang. Namun, imunitas ini sanggup membatasi perkembangbiakan virus setempat sehingga kekambuhan lesi tidak begitu luas dan tidak begitu berat. Banyaknya kekambuhan bersifat asimtomatik, diperlihatkan hanya oleh pelepasan virus dalam sekresi. Bila bersifat simtomatik, episode kekambuhan jerawat HSV-1 biasanya termanifestasi sebagai cold sores (demam lepuh) di akrab bibir. Dasar molekuler pengaktifan kembali ini tidak diketahui, secara efektifmenimbulkan perangsangan antaralain luka pada akson, demam, tekanan fisik atau emosi, dan pemaparan terhadap sinar ultraungu.


Gambar 3. Mekanisme Infeksi Virus Herpes pada Kulit

2.3. Upaya Pencegahan
Untuk menghindari Penyakit Menular Seks secual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang paling gampang ialah tidak melaksanakan kekerabatan secual dengan pasangan yang telah terinfeksi PMS. Namun hal ini tentunya tidak gampang dilakukan. Dibawah ini sanggup dicoba menyampai upaya pencegahan antara lain sebagai berikut.
Selalu menjaga bersih ( kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat kelamin laki-laki dan perempuan secara teratur).
Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan.
Jangan lupa menggunakan k0nd0m, bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS
Mintalah jarum suntik gres setiap kali mendapatkan pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.

Tindakan berikut sanggup dilakukan untuk mencegah terjadinya herpes labialis ialah sebagai berikut.
Menghindari kontak pribadi dengan cold sore atau luka herpes lainnya.
Memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak pribadi dengan cara mencuci benda-benda yang telah dipakai oleh penderita dengan air panas (lebih baik direbus).
Tidak menggunakan benda gotong royong dengan penderita herpes, terutama ketika lukanya sedang aktif.
Menghindari faktor penggagas (misalnya sinar matahari).              
   
2.4. Upaya Pengobatan
Tujuan pengobatan pada herpes primer ialah untuk mengurangi rasa sakit, sehingga penderita sanggup tidur, makan dan minum secara normal.
Rasa nyeri sanggup menimbulkan anak tidak mau makan dan tidak mau minum; bila disertai demam, hal ini sanggup dengan segera menimbulkan kehilangan cairan tubuh (kekurangan cairan tubuh). Karena itu anak yang sakit harus minum cairan sebanyak mungkin.
Untuk mengurangi nyeri pada penderita remaja atau anak yang lebih besar, sanggup dipakai obat kumur anestetik (misalnya lidokain). Atau sanggup juga dipakai obat kumur yang mengandung baking soda.
Pengobatan pada herpes sekunder akan efektif bila dilakukan sebelum munculnya luka, yaitu segera sehabis penderita mengalami tanda-tanda prodroma. Mengkonsumsi vitamin C selama masa prodroma sanggup mempercepat hilangnya cold sore.
Melindungi bibir dari sinar matahari secara kangsung dengan menggunakan topi lebar atau dengan mengoleskan balsam bibir yang mengandung tabir surya, sanggup mengurangi kemungkinan timbulnya cold sore. Sebaiknya penderita juga menghindari acara dan masakan yang sanggup memicu terjadinya jerawat ulangan. Penderita yang sering mengalami jerawat ulangan sanggup mengkonsumsi lisin.Salep asiklovir sanggup mengurangi beratnya serangan dan menghilangkan cold sore lebih cepat. Balsam bibir menyerupai jelly petroleum sanggup menghindari bibir pecah-pecah dan mengurangi resiko tersebarnya virus ke kawasan di sekitarnya. Untuk mencegah terjadinya jerawat oleh bakteri, maka antibiotik diberikan kepada penderita remaja yang mempunyai luka hebat. Untuk kasus-kasus yang berat dan untuk penderita yang mempunyai kelainan sistem kekebalan, sanggup diberikan kapsul asiklovir. Kortikosteroid tidak dipakai untuk mengobati herpes simpleks lantaran sanggup menimbulkan ekspansi infeksi.


 PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Penyakit herpes disebabkan oleh virus, yaitu virus Herpes Simpleks tipe 1 dan 2. dimana jawaban yang ditimbulkan berupa luka pada kulit, rasa nyeri, panas, dan lepuhan menyerupai luka terbakar.
Upaya pencegahan sanggup dilakukan dengan menghindari kontak langsung, memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak langsung, tidak menggunakan benda gotong royong dengan penderita herpes, dan menghindari faktor pencetus.
Upaya pengobatan yang dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat kumur anestetik, mengkonsumsi vitamin C, dan menggunakan salep asiklovir.

3.2  Saran
Meskipun hingga ketika ini belum diketahui adanya penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap virus Herpes,  mengingat virus ini sangat cepat menular, menimbulkan kematian, dan hingga ketika ini  belum ditemukan vaksin yang sanggup mencegah jerawat virus Herpes..


Daftar Pustaka


Anonim, http://spiritia.or.id, diakses tanggal 1 april 2008
Anonim,http://www.info-sehat.com, diakses tanggal 1 april 2008
Anonim, ttp://www.medicastore.com, diakses tanggal 1 april 2008

Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N.1996. Tanpa tahun. Mikrobiologi Kedokteran. Terjemahan oleh Nugroho, E dan Maulany, R.F. Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Djuanda, Adhi, dkk. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suyono, Slamet, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.

Shulman, Stanford.T & Sommers, herbet. M. 1994. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suhardjo, giletules.blogspot.com/search?q=makalah-penyakit-herpes#sthash.UPjGKJUf.dpuf - See more at: giletules.blogspot.com/search?q=makalah-penyakit-herpes#sthash.UPjGKJUf.dpuf
Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon