Senin, 16 April 2018

Ideologi Liberalisme

 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ideologi ialah kumpulan wangsit atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada selesai kala ke-18 untuk mendefinisikan "sains ihwal ide". Ideologi sanggup dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok wangsit yang diajukan oleh kelas yang mayoritas pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi ialah untuk menunjukkan perubahan melalui proses anutan normatif. Ideologi ialah sistem anutan abnormal (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada duduk perkara publik sehingga menciptakan konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap anutan politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu pengertian ideology liberalisme?
2.      Ciri-ciri ideology liberalisme dari banyak sekali bidang?
3.      Apa ciri khas ideology liberalisme ?
4.      Bagaimana ideology liberalisme?
5.      Negara apa saja yg menganut ideology liberaisme?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian ideology liberalism.
2.      Mengetahui ciri khas dan ciri ideology liberalisme dari banyak sekali bidang.
3.      Mengetahui proses terbentuknya dan Negara penganut ideology liberalisme.


PEMBAHASAN

A.    Pengertian Liberalisme
Liberalisme ialah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan ialah nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada kala pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan contoh hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar beruba
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang semenjak masa Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), lantaran liberalisme menunjukkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan saat gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung perjuangan langsung (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh lantaran itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan sanggup tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya sanggup diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat bunyi yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), berdasarkan paham liberalisme ialah yang memungkinkan individu membuatkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus sanggup membuatkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melaksanakan sesuatu untuknya atau seseorang untuk menyampaikan apa yang harus dilakukan.

B.     Ciri-ciri ideologi liberalisme dari banyak sekali bidang ialah sebagai berikut:
a.    Bidang ekonomi menganut paham kapitalisme. Perekonomian diserahkan kepada kepentingan perorangan sehingga menjadikan kontradiksi dan ketimpangan lantaran yang kaya makin kaya dan yang miskin makin bertambah miskin. Ekonomi liberal-kapitalisme menyampaikan kemerdekaan dan kekayaan kepada sekelompok kecil masyarakat saja, tidak kepada rakyat banyak.
b.    Bidang politik menonjolkan individu artinya bisa saja orang menuntut sesuatu kepada negara atas dasar prinsip liberal. Keadaan itu menjadikan kehidupan politik menjadi labil sehingga pemerintahan sering berganti. Selain itu didukung serta adanya partai oposisi (partai yang kalah dalam pemilu) yang tugasnya mengawasi dan mengevaluasi pemerintah (partai yang berkuasa).
c.    Bidang sosial budaya, anggota masyarakatnya bersifat individual dan sangat mementingkan prestasi pribadi.
d.    Bidang agama, mengenal paham sekuler, artinya negara tidak ikut campur atau menomorduakan dalam urusan agama lantaran agama ialah urusan masing-masing langsung dan forum keagamaannya.
C.    Ciri Khas Ideologi liberal sebagai berikut:
1.      Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2.      Anggota masyarakat mempunyai kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
            berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3.      Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibentuk hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat sanggup berguru membuat
            keputusan diri sendiri.
4.      Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5.      Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia.
6.      Hak-hak tertantu yang tidak sanggup dipindahkan dan tidak sanggup dilanggar oleh kekuasaan manapun..
D.    Ideologi Liberaisme Terbentuk
Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai anutan para The Founding Father Amerika menyerupai George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun Thomas Jefferson
E.     Negara yang menganut Ideologi Liberalisme
Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.

PENUTUPAN

A.    Kesimpulan
            Dari pembahasan terhadap Pancasila sebagai ideologi nasional  diatas, sehingga kiranya diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Liberalisme ialah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan ialah nilai politik yang utama.
2.      Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
3.      Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
B.     Saran
Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat bunyi yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), berdasarkan paham liberalisme ialah yang memungkinkan individu membuatkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus sanggup membuatkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melaksanakan sesuatu untuknya atau seseorang untuk menyampaikan apa yang harus dilakukan.
Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon